DEPOK FAKTUAL, BALAI KOTA — Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Depok, Bapak Utang Wardaya, menyoroti betapa krusialnya pengembangan budaya literasi di kalangan anak muda. Peringatan ini disampaikan mengingat tingginya ketergantungan generasi muda saat ini terhadap gawai atau perangkat elektronik.
Utang Wardaya menekankan bahwa generasi masa kini harus memprioritaskan kegiatan membaca dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar, alih-alih hanya berfokus pada layar telepon seluler mereka.
Baca Juga:
Ketua Karang Taruna Lakukan Pelecehan Verbal di Mampang Depok, Babai Suhaimi : Copot dan Pidana
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Utang Wardaya ketika beliau menghadiri acara Game-Based Learning. Kegiatan ini merupakan bagian integral dari rangkaian acara Depok Literacy Fest 2025, sebuah festival literasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Depok dengan tujuan utama untuk meningkatkan minat baca dan memacu kreativitas pada anak-anak.
“Anak Indonesia katanya bisa menghabiskan waktu sampai tujuh jam sehari di depan gadget. Ini tantangan besar bagi kita untuk mengedukasi mereka. Maka pendekatannya harus menyenangkan, tidak memaksa,” ujar Utang, di Gedung Perpustakaan Pemerintah Kota Depok, Balai Kota Depok, Sabtu 8 November 2025.
Menurutnya, metode game-based learning menjadi salah satu inovasi dalam pembelajaran modern karena menggabungkan unsur permainan dengan edukasi. Anak-anak diajak berpikir kritis, berimajinasi, dan berkreasi melalui aktivitas non-digital yang seru dan mendidik.
“Ini bukan hanya soal membaca atau menulis, tapi membangun pola pikir dan kedewasaan. Anak harus belajar mengolah rasa, berpikir tentang dirinya, dan belajar berinteraksi. Mereka tidak bisa hidup sendirian,” jelasnya.
Baca juga:
Ketua DPRD Depok Dorong Penambahan Kuota Penerima Insentif Bimroh Jadi 1.000 Orang di 2026
Utang juga menyinggung adanya Peraturan Wali Kota Depok Nomor 40 Tahun 2025, yang mendorong masyarakat agar lebih sering berinteraksi dengan buku. Regulasi tersebut tidak hanya menekankan kemampuan baca-tulis, tapi juga permainan edukatif yang mengandung unsur pembelajaran sepanjang hayat.
Ia menilai, upaya menumbuhkan budaya membaca tidak bisa diserahkan hanya kepada sekolah, tetapi harus menjadi gerakan bersama antara pemerintah, guru, dan orang tua.
“Membaca itu harus dipaksakan dalam arti positif. Kalau tidak dipaksa, anak-anak cenderung malas dan akhirnya kembali ke gadget. Padahal tanpa membaca dan bersosialisasi, mereka bisa kehilangan arah,” ujarnya tegas.
Utang menambahkan, kegiatan literasi seperti Depok Literacy Fest merupakan bentuk kolaborasi lintas sektor, dari dunia pendidikan, seni, hingga hiburan. Pada festival kali ini, selain game-based learning, juga digelar lomba band pelajar, pameran buku, hingga penampilan musik dari grup Bagindas dan band koplo lokal.
“Hiburan juga bagian dari literasi. Di situ ada seni, puisi, dan makna kehidupan yang bisa dipahami lewat lagu,” tuturnya.
Menutup keterangannya, Utang berharap kegiatan semacam ini dapat membentuk generasi Depok yang kuat secara intelektual, etika, dan moral.
“Kita tidak boleh membiarkan generasi yang lemah. Anak-anak hari ini adalah calon pemimpin masa depan. Mereka harus dibentuk menjadi manusia yang beriman, berilmu, dan berakhlak,” pungkasnya.
DEPOK FAKTUAL, MARGONDA — Kota Depok sedang membangun masa depan pemuda. Tapi, justru terjebak dalam…
BICARA BERITA, DEPOK — Wakil Ketua DPRD Kota Depok dari Partai Gerindra, Yeti Wulandari menegaskan…
DEPOK FAKTUAL, GDC – Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Depok dari Fraksi Partai Kebangkitan…
DEPOK FAKTUAL, BALAI KOTA-- Pemerintah Kota Depok menegaskan pentingnya memberikan ruang kegiatan positif bagi generasi…
DEPOK FAKTUAL, BALAI KOTA – Perkembangan era digital yang semakin masif khususnya dalam penggunaan gadget,…
DEPOK FAKTUAL, PANCORAN MAS - Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Depok dari Fraksi…